Selamatkan Kekayaan Alam Belitung
Save Belitung - Kawan2 besok secara serempak perhatian dunia akan tertuju kepada Belitung. Kami sudah menginformasikan ke seluruh dunia bahwa laut Belitong saat ini dikabarkan terancam oleh penambangan laut. Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat dunia untuk merubah status di seluruh jejaring sosial dengan kata SAVE BELITUNG. Dunia peduli ... Mari ganti status kita dengan SAVE BELITUNG agar wisata Belitung tetap indah.
Itu adalah aksi penolakan penambangan laut Belitung dan Belitung timur yang terus dikumandangkan sejak beberapa waktu belakangan. Nelayan pesisir Belitung dilanda keresahan. Kabar rencana beroperasinya tambang timah laut dengan kapal isapnya ibarat ancaman badai yang terus membayangi laut, ladang penghidupan mereka. Suara penolakan terus mereka serukan.
Penolakan terbuka nelayan itu dimulai sekitar dua tahun lalu. Mereka berunjuk rasa menolak pembuatan Dolphin Island yang menggunakan kapal isap. Penolakan itu salah satunya didorong kabar nelayan Bangka kian sulit mencari ikan sejak kapal isap beroperasi. Kapal isap menggerus dasar pantai dan mengeluarkan limbah tailing. Laut sekitarnya menjadi keruh, terumbu karang rusak, dan ikan sulit diperoleh.
Bagi nelayan Belitung , kerusakan laut berarti rusaknya sumber ekonomi dan cara hidup yang mereka kukuhi dari generasi ke generasi. Sejak lama, perikanan adalah sumber ekonomi di pesisir Pulau Belitung. Tahun 2008 tercatat ada sekitar 13.500 nelayan di pulau yang dibagi menjadi wilayah Kabupaten Belitung dan Belitung Timur itu.
Warga Desa Keciput, misalnya, merasa sejahtera dari laut. Nelayan teripang berpenghasilan minimal Rp 3 juta sebulan, bergantung pada musim. Dua tahun terakhir, warga Keciput mendapatkan penghasilan tambahan dari menyewakan perahu wisata dan penginapan, seiring dengan menggeliatnya pariwisata sejak novel Laskar Pelangi belitung karya Andrea Hirata meledak.
Di Belitung Timur, penolakan terhadap kapal isap juga disuarakan warga Desa Air Kelik, Kecamatan Darma. Tak lama setelah unjuk rasa di Kabupaten Belitung, warga Desa Air Kelik menyerahkan surat berisi tanda tangan warga yang menolak kapal isap kepada Badan Lingkungan Hidup setempat.
Tahun 2009, warga Desa Burong Mandi, Belitung Timur, juga mengusir kapal eksplorasi yang beroperasi di dekat pantai. Warga marah karena laut tempat mereka biasa mencari ikan keruh saat kapal eksplorasi itu berhenti di sana. Ikan pun sulit diperoleh.
Informasi dari Lembaga Layanan Pelaku wisata Belitung mengatakan, sekitar 86.000 jiwa terancam kehilangan pekerjaan jika keindahan laut Belitung rusak. Kini jumlah wisatawan yang datang ke Belitung sekitar 3.000 orang sebulan, dengan uang beredar minimal Rp 3 miliar sebulan.
Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB) memilih strategi membangun wisata ekologi di beberapa titik terluar Pulau Belitung timur, yaitu di Pulau Kepayang sebagai wisata ekologi terumbu karang dan penyu, Batu Mentas untuk melestarikan tarsius belitung, serta Selat Nasik sebagai wisata ekologi hutan bakau. selain menarik wisatawan,wisata ekologi Belitung bertujuan membentuk sabuk pengaman guna menutup peluang masuknya kapal isap.
-
Content Title : Selamatkan Kekayaan Alam Belitung